Disable Preloader

Berita

By Catur Hendratmojo, S.Pd

 

Berdasarkan hasil AKPD, observasi dan wawancara dengan guru mapel dan teman sejawat bahwa konseli sering melamun pada jam istirahat, konseli sering bertengkar dengan orang tua, merasa minder bertemu dengan orang lain dilingkungan tempat tinggal. Konseli merasa bahwa keluaraga bermasalah atau broken home menyebabkan interaksi sosial disekolahan  menjadi buruk. Permasalahan konseli yang begitu komplek dirumah jika tidak diberi layanan dengan segera akan berdampak pemikiran konseli yang terus menerus keliru baik itu disekolahan maupun dirumah yang bedampak  pada hubungan dengan keluaraga dan teman disekolah akan menjadi buruk. Pemberian layanan dengan konseling individu sangat tepat karena permasalahan hanya terjadi pada individu tersebut dan permasalahan siftanya sangat rahasia. Peran dan tanggung jawab saya atau konselor  yaitu sebagai fasilitator yang membantu konseli untuk identifikasi permasalahan kemudian memotivasi  konseli untuk menemukan pemikiran pemikiran yang irasional menjadi rasional.

Penerapan konseling individu pendekatan Cognitif Behavioral Theraphy dengan Teknik Cognitive Structuring untuk memberikan layanan pada konseli. Menurut Ellis (dalam Nursalim, 2013) teknik cognitive restructuring (CR) adalah memusatkan perhatian pada upaya mengidentifikasi dan mengubah pikiran maupun pernyataan diri negatif atau irasional menjadi pikiran-pikiran yang positif dan rasional. Selain itu, Oemarjoedi (dalam Nurrohmah, 2019) mengemukakan bahwa CR adalah salah satu teknik CBT yang merupakan suatu cara yang dilakukan dengan tujuan untuk menata kembali pikiran, menghilangkan keyakinan irasional yang menyebabkan ketegangan dan kecemasan bagi diri seorang yang selama ini mempengaruhi emosi dan perilakunya

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa CR merupakan suatu teknik yang dapat mengubah pola-pola pikiran, asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan siswa pada upaya mengubah pikiran-pikiran negatif menjadi pikiran-pikiran positif. Teknik CR ini mengajarkan siswa untuk berfikir positif atau logis tentang pengalaman mereka, sehingga dapat memiliki pemikiran yang lebih rasional. Tujuan dari teknik CR ini sendiri adalah untuk membantu klien dalam mengubah pola berpikir yang salah atau biasa disebut irasional dan menggantikannya dengan pemikiran yang lebih rasional, realistis, dan positif.

Menurut Saputra (2017) langkah-langkah penerapan dari teknik cognitive restructuring sebagai berikut: 1) Rasional perlakuan. Pada tahap ini konselor menjelaskan tujuan dan prosedur dalam melaksanakan konseling dengan teknik cognitive restructuring; 2) Identifikasi pikiran negatif pada situasi masalah. Pada tahap ini konselor melakukan suatu analisis terhadap pikiran-pikiran siswa dalam situasi yang mengandung tekanan dan situasi yang menimbulkan ineteraski sosial disekolah; 3) Pengenalan serta perpindahan dari pikiran-pikiran negatif ke coping thought. Pada tahap ini konselor mengenalkan coping thought kepada siswa dan melatih untuk pindah dari pikiran-pikiran yang menyebabkan interaksi sosial menurun ke pikiran; 4) Pengenalan dan latihan penguatan diri. Pada tahap ini konselor mengajari siswa mengenai cara memberikan penguatan diri untuk setiap keberhasilan yang dicapainya; 5) Tugas rumah dan tindak lanjut. Pada tahap ini konselor memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan penguasaan menggunakan coping thought (membentuk ulang pola-pola kognitif asumsi-asumsi, mendebat keyakinan-keyakinan dan penilaian yang irasional), dalam situasi yang sebenaranya.

Tantangan yang dihadapi oleh konselor pada pekasanan konseling individu pendekatan dan teknik dalam layanan konseling masih kurang maksimal dalam membantu permasalahan konseli karena belum memahami setiap tahapannya, meningkatkan konseli agar lebih aktif memberikan informasi  dan tidak tegang pada saat konseling, harus menjalankan konseling individu sesuai dengan RPL yang telah dibuat. Pihak-pihak yang terlibat pada saat konseling peserta didik sebagai konseli dan Guru BK sebagai konselor

Pada saat konseling individu langkah yang dilaksanakan adalah menggunakan pendekatan Cognitif Behavioral Theraphy teknik Coginite Restructuring, konselor harus mampu memotivasi konseli agar dapat menyampaikan informasi dalam tentang permasalahan yang diberi layanan konseling, konselor mampu memahami dan melaksanakan semua langkah-langkah yang ada pada RPL. Tahap-tahapan Cognitif Behavioral Theraphy teknik Coginite Restructuring  adalah sebagai berikut: 1). Rasional perlakuan (Konselor menjelaskan tujuan dan prosedur dalam melaksanakan konseling dengan teknik cognitive restructuring), 2.Identifikasi (Konselor mengajak konseli untuk bersama-sama mengidentifikasi hubungan antara  pikiran, perasaan, dan perilaku yang dialami oleh konseli), 3. Pengenalam dan latihan Coping Thougt (Konselor menampilkan video tentang keluarga bermasalah, Konselor memberikan gambaran singkat dari tayangan video tentang pikrian pikiran irasional dan rasional, Konseli berlatih bersama konselor untuk mengenali situasi yang mendasari munculnya pikiran-pikiran disfungsional, perasaan yang timbul akibat pikiran-pikiran tersebut, dan apa yang dilakukan oleh konseli ketika pikiran-pikiran tersebut timbul, Konselor meminta konseli untuk menuliskan situasi pemicu, pikiran otomatis yang muncul, dan perasaan yang menyertai di catatan pikiran / Jurnal disfungsional Identfifikasi). 4. Pindah dari pikiran-pikran negatif ke coping thought (Konselor mengarahkan konseli untuk menyampaikan alasan konseli sering melamun, menyendiri dan menganalisa pikiran-pikiran negatifnya, Konselor menanyakan apakah dengan memiliki kelurga bermasalah menyebabkan interaksi  sosial dengan teman menjadi buruk, Konselor mempertanyakan apakah dengan bukti-bukti yang mendukung pikiran pikiran negatifnya, akan menjamin konseli untuk menyelesaikan permasalahan social disekolah), 5. Pengenalan dan latihan penguat positif (konselor meminta konseli untuk mengidentifikasi dampak dari perilakunya dan mungubah pikiran irasional menjadi rasional, Konselor meminta konseli untuk mengoreksi sendiri pikiran-pikiran irasional menjadi rasional dan kemudian di tulis di Catatan Pikrian / Jurnal Disfungsional Evaluasi, 6. Tugas rumah dan tindak lanjut (Konselor meminta kepada konseli untuk mempraktekkan  ketrampilan yang sudah didapat, Konselor memberikan tugas di LPKD untuk dikerjakan di rumah melalui google), 7. Follow Up / Evaluasi (Konselor meminta konseli dalam satu minggu kedepan bisa mengubah pikiran yang keliru mengenai permaslahan yang dialami konseli. Sumber daya atau meteri menggunakan video sebaga gambaran untuk menggali infromasi, isntrumen yang digunakan surat pernyataan persetujuan konseling, Catatan pikiran / Jurnal Identifikasi, Catatan pikiran / Jurnal Evaluasi, kemudian hanphone sebagai saran untuk mengrjakan LKD dan Angket kepuasan layanan konseling individu yang di akses mealalui google form

Dampak dari langkah-langkah tersbut tahapan-tahapan dalam setiap layanan bisa dilaksanakan dengan baik, konseli dapat memahami masalah yang dialaminya setelah mendapatkan layanan konseling dan mengetahui apa yang harus dilakukan, konseli dapat mengambil keputusan secara tepat setelah mendapatkan layanan konseling pendekatan Cognitif Behavioral Tehrapy dengan teknik Cognitive Resctructuring.  Dari proses layanan konseling individu sangat efektif, terlihat konseli mengisi di semau insutrumen dan angket kepuasan layanan konseling. Respon dari guru mapel Guru mapel sangat mendukung kegiatan konseling individu dan berharap konseli mamapu mengatasi permasalahan yang dialaminya dan konseli merasa senang diberi layanan konseling individu, karena dapat megubah pemikiran yang irasional menjadi rasional. Faktor keberhasilan layanan ini karena dapat dukungan dari Bapak kepala sekolah dan semua bapak dan ibu guru BK pad saat pemberian layanan konseling, pendekatan yang digunakan sesuai dengan masalah yang dialami konseli, sehingga konseli merasa terbuka dalam menyampaikan permasalahannya. Proses layanan konseling individu secara keseluruhan perlu adanya persiapan yang maksimal dalam rencana konseling idnidvidu agar tujuan layanan dapat tercapai semua. Komseli juga merasa nyaman sehingga dalam menyampaikan permasalahan bisa secara terbuka, jujur dan kerahasiannya  terjaga dengan baik

 

     Kegiatan layanan konseling individu konseli mampu membangun rapport untuk mengenali dirinya  melalui konseling individu  dengan menerapkan azas konseling, konseli mampu menguraikan konsep diri, konseli mampu mengidentifikasi  akar permasalahan yang sedang dialaminya, konselor membantu konseli merencanakan mengubah pola pikiran merasa tidak memiliki teman, konseli mampu mengelola permasalahan dikeluarga sehingga tidak menyebabkan perilaku inetraksi sosial disekolah  menjadi buruk. Konselor membantu konseli mengkualifikikasi perilaku yang irsaional menjadi rasional

 

Website Universitas PGRI Madiun (url : https://unipma.ac.id)

Website Pendidikan Profesi Guru Universitas PGRI Madiun (url : https://ppg.unipma.ac.id)

Website Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun (url : https://fkip.unipma.ac.id)

Website Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas PGRI Madiun (url : https://pmb.unipma.ac.id)

Sistem Informasi Manajemen Universitas PGRI Madiun (url : https://sim.unipma.ac.id)

Laman Akreditasi Universitas PGRI Madiun (url : https://akreditasi.unipma.ac.id)

Share: