Disable Preloader

Berita

By Catur Hendratmojo, S.Pd

Pendahuluan

Para ahli konseling selama ini terus mengembangkan pengetahuan empiris tentang kemanjuran pendekatan khusus dalam situasi tertentu, akan tetapi masih kurang dalam mengembangkan atau merevisi teori yang telah mapan. Paradigma masih terjebak dalam kebiasaan “Ini teori yang benar dan yang lainnya salah”. Pendekatan psikodinamik mengatakan bahwa setiap masalah dibantu dengan mengembangkan wawasan (Corey, 2017). Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) selalu menawarkan restrukturisasi kognisi menjadi jawaban penyelesaian masalah (Cottone, 2012). Konseling realita mengklaim bahwa pengambilan keputusan serta tanggung jawab pribadi adalah jawaban masalah untuk semua klien (Corey, 2017). Teori sistem mengatakan bahwa fokus pada sistem keluarga selalu menjadi cara yang harus ditempuh dalam konseling pasangan dan keluarga (Cottone, 2012).

Profesi Bimbingan dan Konseling membutuhkan paradigma komprehensif yang memandang klien dengan lebih luas dan memungkinkan dilakukannya asesmen secara menyeluruh dan intervensi efektif dan efisien bagi para klien. Artikel ini bertujuan membahas paradigma komprehensif, yaitu model Biopsikososial untuk diterapkan pada seting bimbingan dan konseling di sekolah.

Pembahasan

Model Biopsikososial bukanlah merupakan teori tentang perubahan perilaku, namun merupakan modifikasi terhadap teori pendekatan bimbingan dan konseling yang telah mapan, agar dalam proses identifikasi awal masalah atau dalam asesmen yang dilakukan dapat memadukan tiga aspek, yaitu fisik, psikologis, dan social. Model Biopsikososial memungkinkan konselor menggunakannya dalam menangani semua bidang utama dari masalah yang dialami oleh klien. Selanjutnya, permasalahan tersebut disajikan di tiga bidang, yaitu fisik, psikologis, dan sosiokultural. Ini memungkinkan para konselor untuk secara holistik memeriksa efek interaktif dan timbal balik dari lingkungan, genetika, dan perilaku (Stevens & Smith, 2005).

Bio merupakan singkatan dari biologi dan mencerminkan faktor fisik, biokimia, dan genetik yang mempengaruhi masalah klien. Hal ini sesuai dengan hakikat utama pertumbuhan dan perkembangan manusia, konselor tidak dapat mengabaikan aspek fisik dari masalah klien. Pada saat konselor memberikan informasi bimbingan karier, yang mana ada jurusan dan pekerjaan tertentu yang mempersyaratkan kondisi fisik khusus, seperti tinggi badan tertentu, kondisi mata tanpa bantuan kaca mata, tentu saja hal ini perlu diidentifikasi konselor dalam membantu perencanaan karier siswa.

Psiko merupakan singkatan dari psikologis, yang merupakan wilayah utama dari profesi bimbingan dan konseling. Konselor selama ini terlatih dalam cara menilai dan memilih intervensi untuk masalah perkembangan dan psikologis. Dalam ranah intervensi psikologis, konselor dapat memilih berbagai macam teori yang menjadi teori yang khas bagi permasalahan tersebut. Sebagai contoh, konseling behavioral mengajari konselor teknik untuk mengubah perilaku maladaptive; dan juga seperti halnya teori pilihan berfokus pada bagaimana membantu klien membuat dan menerapkan keputusan yang sehat.

Titik keunggulan dari model Biopsikososial terletak pada kenyataan bahwa itu adalah paradigma pertama yang memberikan model asesmen dan intervensi yang dapat digunakan dalam profesi konseling. Sebagai contoh seorang konselor di sekolah yang membantu siswa dengan nilai yang rendah ingin melihat masalah biologis seperti adanya ketidakmam puan belajar. Jika terdapat ketidakmampuan belajar atau masalah biologis lainnya, gangguan fisik, atau permasalahan dengan teman di sekolah, konselor dapat membantu dengan tepat atau juga bekerja sama dengan pihak lain, seperti dokter mata, psikolog, dan staf sekolah lain yang sesuai untuk merancang rencana komprehensif yang meminimalkan masalah, guna meningkatkan kemampuan belajar siswa. Konselor sekolah kemudian menggunakan pengetahuannya tentang perkembangan manusia untuk menilai apakah pelatihan keterampilan sosial akan mampu membantu mengatasi masalah ini.

Model biopsikososial memberikan satu paradigma yang dapat digunakan dengan berbagai masalah klien. Sifat asesmen menyeluruh pada biopsikososial mendorong konselor untuk mengembangkan intervensi yang sesuai di seluruh bidang fisik, psikologis, dan sosial klien. Model biopsikososial merupakan pendekatan pertama yang memungkinkan konselor untuk tetap menggunakan pendekatan bimbingan konseling yang selama ini sering digunakannya. Model Biopsikososial membuat klien dilihat secara holistik dan intervensi yang dirancang oleh konselor meliputi seluruh bidang biologi, perkembangan manusia, psikologi, sistem keluarga, keragaman, dan keadilan sosial.

Konselor dapat menggunakan model biopsikososial untuk menambah kualitas asesmen yang dilakukan, baik dalam layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok, maupun konseling individu. Hal ini akan berdampak pada gambaran utuh potensi dan masalah klien yang bermuara pada pemberian intervensi yang lebih holistik, efektif, dan lebih bermanfaat bagi kemaslahatan klien

 

Website Universitas PGRI Madiun (url : https://unipma.ac.id)

Website Pendidikan Profesi Guru Universitas PGRI Madiun (url : https://ppg.unipma.ac.id)

Website Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun (url : https://fkip.unipma.ac.id)

Website Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas PGRI Madiun (url : https://pmb.unipma.ac.id)

Sistem Informasi Manajemen Universitas PGRI Madiun (url : https://sim.unipma.ac.id)

Laman Akreditasi Universitas PGRI Madiun (url : https://akreditasi.unipma.ac.id)

Share: